Sudah sepuluh hari pemerintah Indonesia digugat oleh rakyatnya. Berbagai peristiwa mewarnai perjalanan bangsa dalam kurun waktu ini. Aksi demonstrasi damai yang digagas rakyat dari berbagai lapisan masyarakat telah dinodai oleh oknum-oknum tidak bertanggung jawab melalui kerusuhan, pembakaran, penjarahan, dan sebagainya.
Akibat kejadian tersebut, ditambah belum adanya respons memuaskan dari pemerintah maupun DPR, sebagai objek utama protes rakyat. Muncul tren unik di jagat maya. Untuk merespons situasi saat ini, masyarakat menggunakan simbol warna pink, hijau, biru, serta angka 17+8. Warganet ramai-ramai mengubah foto profil menjadi warna-warna tersebut dan mengunggah angka 17+8. Lalu, apa sebenarnya makna dari simbol-simbol ini?
Makna di Balik Warna
Brave Pink (Merah Muda)
Terinspirasi dari sosok Ibu Ana, seorang perempuan berjilbab pink yang berdiri tegar menghadapi aparat saat demo di DPR pada 28 Agustus 2025. Aksinya menjadi ikon keberanian dalam situasi penuh tekanan. Pink, yang biasanya melambangkan kelembutan, kini hadir sebagai simbol keteguhan dan cinta terhadap keadilan.
Hero Green (Hijau)
Diambil dari jaket pengemudi ojek online bernama Affan Kurniawan, yang tragis meninggal dunia saat demonstrasi. Hijau menjadi lambang harapan, solidaritas, dan pengorbanan—pengingat bahwa perjuangan juga lahir dari rasa kehilangan.
Resistance Blue (Biru)
Warna ini mewakili perlawanan tegas terhadap represi dan memburuknya kondisi demokrasi. Semangatnya dirangkum dalam istilah “Peringatan Darurat Demokrasi.
Apa Itu “17+8 Tuntutan Rakyat”?
Gabungan simbol ini menyatu dalam gerakan “17+8 Tuntutan Rakyat”:
17 tuntutan jangka pendek yang diharapkan tercapai dalam waktu sepekan, seperti transparansi anggaran, pembekuan kenaikan tunjangan DPR, pembebasan demonstran, serta pembentukan tim investigasi atas korban meninggal dunia.
8 tuntutan jangka panjang yang diarahkan pada reformasi sistemik dalam pemerintahan, legislatif, hingga partai politik.
Brave Pink, Hero Green, dan Resistance Blue menjadi medium visual yang menyalurkan tuntutan rakyat secara emosional dan simbolis. Simbol-simbol ini sekaligus menjadi bentuk sikap politik masyarakat terhadap kondisi Indonesia saat ini.
Rakyat semakin jengah dengan cara para pejabat mengatur negeri ini. Kesadaran akan hak-hak rakyat pun semakin kuat, dan rakyat berhak menuntutnya.









