Bentrok antara aparat Brimob dan demonstran di Kota Solo, Jawa Tengah, pada Jumat (29/8), menyisakan insiden penganiayaan terhadap dua petugas ambulans saat mengevakuasi pendemo yang terluka.
Dilansir dari Radar Solo, Noval, salah satu relawan medis, mengungkapkan: “Ada pendemo yang terkena gas air mata. Begitu kami sampai di lokasi, ambulans diberhentikan anggota Brimob dan pintunya langsung dibuka.”
Menurutnya, setelah pintu dibuka paksa, dua kru ambulans langsung menjadi sasaran pemukulan, termasuk sopir. Upaya evakuasi korban pun sempat terhambat karena kunci ambulans direbut oleh seseorang yang disebut mengenakan pakaian aparat. Noval menegaskan, timnya sudah jelas menggunakan identitas medis, termasuk rompi bertuliskan paramedic dan rescue.
Setelah kejadian tersebut, para relawan medis langsung mendatangi Mapolresta Solo untuk melapor. Mereka mendesak agar kasus penganiayaan sopir dan kru ambulans segera ditindaklanjuti.
Wakapolresta Solo, AKBP Sigit, memastikan akan bertanggung jawab penuh atas kerugian yang dialami korban. Ia juga memerintahkan jajarannya untuk memastikan korban mendapatkan perawatan medis, serta menegaskan bahwa pihaknya akan memproses oknum polisi yang diduga melakukan penganiayaan.
“Kami akan tindak lanjuti. Anggota yang terlibat langsung kami proses sesuai aturan yang berlaku,” jelasnya.









